Bisakah Penghasilan Ratusan Juta per Bulan?
Salah satu hobi saya adalah browsing internet. Berbagai topik
saya baca, terutama yang berhubungan dengan tema keIslaman dan
pengembangan diri. Buku ini saya tulis karena termotivasi artikel-artikel
tentang penulisan buku di internet, selain itu saya juga termotivasi salah
seorang teman yang sudah menulis beberapa buku pengembangan diri
saat bertemu ketika training hypnosis di Hotel Oasis Amir 1 tahun yang lalu.
Saat browsing saya menemukan artikel yang sangat menarik, sebuah
tulisan dari Bapak Probo Jatmiko yang saya baca tadi malam. Saya edit
agar lebih ringkas dan memudahkan untuk mengambil pelajaran dari
pengalaman beliau.
Walau saya baru punya penghasilan puluhan juta, (kapan ratusan juta ya?) saya berharap dengan cerita ini kita semua jadi termotivasi untuk berwirausaha dan menambah penghasilan. Jadi tambah bahagia dan tambah semangat untuk mempraktekkan ulang apa yang di sampaikan pengusaha tersebut, untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Apakah Anda ingin Bahagia dengan Penghasilan Ratusan
Juta per Bulan?
Let’s Go…kita mulai ceritanya.
Pak Jatmiko bertemu dengan seorang pengusaha . Beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier, distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain dengan penghasilan mencapai Rp 1 Milyar per bulannya.
Peristiwa ini terjadi beberapa tahun yang lalu, saat penghasilan
pengusaha tersebut masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Mari kita
lanjutkan cerita Pak Jatmiko.
Suatu hari, terjadilah dialog antara Pak Jatmiko (J) dengan pengusaha
(P) tersebut di serambi sebuah hotel di Bandung.
J : “Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses
daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia
kesuksesan Anda?”
P : “Ada empat hal yang harus Anda perhatikan,” begitu beliau memulai
penjelasannya.
RAHASIA PERTAMA
Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena
ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari
mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan dengan
susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak
kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan).Pesan Nabi: Ibumu, ibumu, ibumu…baru kemudian ayahmu. Ridha Allah tergantung pada ridha kedua orang tua. Beliau mengambil napas sejenak.
RAHASIA KEDUA
Kemudian yang kedua, beliau melanjutkan. Banyaklah memberi.
Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita
keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan
angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta
dan hati. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin
membalas sedekah dengan rezeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan
dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain.
Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta
kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rezeki.
Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik.
Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas,
bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan
yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap
hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat). Pengemis yang
Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, “Belum pernah
ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.” Maka terucap
atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rezeki,
kesehatan dan kebahagiaan.
Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang
mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu
sama saja dengan menutup pintu rezekinya sendiri. Dalam kesempatan
lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan
apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang
ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil
sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar
dan betapa berterima kasihnya.
RAHASIA KETIGA
“Allah berjanji memberikan rezeki dari jalan yang tidak disangkasangka,”
begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia
ketiganya. “Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya
itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada
jalannya. “Benar, di Al-Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya: Barangsiapa
yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya
dan memberinya rezeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga”, saya
menimpali ( Ath Thalaq 2-3).
P : “Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rezeki
yang tidak diduga-duga?,” tanya beliau.
J : “Ya, bagaimana caranya?” jawab saya. Saya pikir cukup dengan
bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka
Allah akan mengirim rezeki itu datang kepada kita.
P : “Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan,
kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!” jawaban
beliau ini membuat saya berpikir keras. “Saat seperti itulah, Anda
menjadi rezeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu
balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rezeki yang tidak
disangka-sangka pula.”
J : “Walau pun itu orang kaya?” tanya saya.
P: “Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin
dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka
jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah.”
J: “Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan
kaki, datang ke rumah, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau
pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan
yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri,” saya
bertanya lagi.
P: “Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu,” jawab beliau.
“Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan
kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau
tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah
buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti,
serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah
yang membalas niat dan pemberian Anda.”
RAHASIA KEEMPAT
P: “Yang keempat nih, Mas,” beliau memulai. “Jangan mempermainkan
wanita”.
“Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan
hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi
meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan
berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda
di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian
seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda
untuk berhasil.”
P : “Lalu?”
J: “Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya
jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain
pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan,
apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat,
pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung
dan berdoa untuk kesuksesan Anda.
Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya atau Anda menduakannya.” “Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya.”
Semoga kita bisa mengambil manfaat kisah nyata tersebut di atas, syukur-syukur bisa mempunyai Penghasilan Ratusan Juta per Bulan yang bisa bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat kita. Amiin
Bagaimana Pendapat Anda? Silakan tinggalkan pertanyaan/ komentar/pesan/kritik yang membangun di kolom Komentar.
Konsultasi /Terapi Masalah Rezeki: 0821.4886.9567. Pin BB : 29A83BD9
2 tanggapan untuk “Bahagia dengan Penghasilan Ratusan Juta per Bulan”
semoga bisa diterapkan ilmunya trimakasih
Insyaa Allah, sekarang sudah puluhan juta. Target 2015 = RATUSAN JUTA. Amiin